Greenpeace Ungkap Group Tanoto Gagal Bantah Soal Perusahaan Bayangan Perusak Hutan

Redaksi
By Redaksi
4 Min Read

Batubara-sinyal.co | Organisasi Lingkungan internasional Greenpeace dan Perusahaan milik Sukanto Tanoto atau pemilik Royal Golden Eagle (RGE) hingga kini saling adu Pernyaataan. Setelah Perusahaan milik Taipan asal Indonesia itu mempublikasikan pernyataan terbuka untuk Greenpeace bahwa tuduhan sebelumnya tentang Under The Eagle Shadow” Kepada Perusahaannya adalah tidak benar.

Baca Berita Terkait : Penelitian Greenpeace Internasional Ungkap Group Tanoto Mengancam Iklim Hutan Indonesia

Kini, Greenpeace klaim Group RGE gagal membantah Laporan Greenpeace soal adanya Perusahaan bayangan Group RGE yang telah merusak hutan dan mengancam ekosistem hutan indonesia. Pernyataan ini di publikasikan oleh Organisasi itu di laman web-nya, Kamis (22/05/2025).

Kiki Taufik, Kepala Global Greenpeace untuk Kampanye Hutan Indonesia mengatakan Tanggapan sebanyak 2 lembar dari RGE terhadap Laporan yang di susun oleh Greenpeace sebanyak 400 halaman soal Perusahaan Bayangan yang terafiliasi dengan Perusahaan itu di klaim oleh Organisasi Internasional itu semata-mata bertujuan untuk mengalihkan Isu utama dan tidak membantah kesimpulan utama dari Laporan yang di susun melalui penelitian itu.

“Tanpa secara tegas membantah kesimpulan utama dalam laporan 400 halaman Greenpeace International. Laporan ini sudah melampirkan berbagai bukti kuat terkait keberadaan 194 perusahaan dalam negeri dan 63 perusahaan induk di luar negeri yang di yakini berada di bawah kendali bersama dengan grup RGE/Tanoto, yang mana bertolak belakang dengan apa yang di akui dalam respons RGE”. Ungkap Kiki Taufik dalam siaran Pers nya.

Ia mengatakan RGE justru mengulangi kembali pernyataan yang sudah pernah di lontarkan sejak zaman batu terkait dua perusahaan sumber daya alam Indonesia, PT Phoenix Resources International dan PT Mayawana Persada, dan menyangkal bahwa keduanya berada di bawah kendali yang sama dengan RGE/Tanoto.

“Dengan secara keliru membingkai bahwa argumen utama laporan ini membahas tentang rantai pasokan bayangan (shadow supply chain’), tanggapan RGE tampaknya berupaya untuk mengalihkan fokus dari apa yang sebenarnya tengah di pertanyakan yaitu tentang kendali perusahaan yang disembunyikan. Kami mendesak Bank dan merek dagang untuk mengevaluasi sumber-sumber terperinci, yang telah di sertakan sebagai tautan di dalam laporan ini, dan memutuskan sendiri apakah entitas terkait harus di anggap sebagai bagian dari grup RGE/Tanoto”. Ungkapnya.

Sebelumnya, Organisasi Greenpeace Internasional membuat Publikasi terhadap penelitian yang mencengangkan publik Indonesia terhadap kerusakan Iklim Hutan di beberapa Negara wilayah operasional Group Tanoto yang bergerak di bidang Pulp & Perkebunan tersebut.

Laporan itu berjudul “Under The Eagle Shadow” yaitu tentang ratusan perusahaan bayangan milik Taipan Sukanto Tanoto yang mengancam Iklim hutan Indonesia dengan berbagai cara perambahan hutan.

Mirisnya lagi, tim sinyal.co membaca dengan seksama Pernyataan terbuka RGE dalam menanggapi Laporan Ilmiah Organisasi yang berfokus pada lingkungan tersebut yang di terbitkan RGE pada tanggal 20 Mei 2025 terkesan membenturkan NGO – NGO lingkungan dengan menghadapkan Greenpeace dengan Organisasi Lingkungan SFC (Forest Stewardship Council) yang bermarkas di Bonn, German.

Kemudian mereka menjelaskan bahwa Grupnya telah di nilai oleh FSC, Penilaian ini mencakup Grup Perusahaan APRIL/RGE, sebagaimana di definisikan berdasarkan interpretasi luas tentang “Kendali” berdasarkan pedoman inisiatif Kerangka Akuntabilitas hutan termasuk faktor hukum, kekeluargaan, keuangan, manajerial, operasional, dan manfaat, serta sumber daya bersama dan hubungan pasokan.

Baca Halaman Terkait : Group Tanoto Tolak Tuduhan Greenpeace soal “Under The Eagle Shadow” Kepada Perusahaannya

Mereka klaim bahwa RGE dan APRIL telah mengungkapkan semua afiliasi bisnis yang relevan sesuai dengan standar-standar ini baik ke LSM Internasional Dewan Pengelolaan Hutan (FSC) maupun terhadap masyarakat luas. (Redaksi).

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *